Halaman

Selasa, 25 Desember 2012

SENSORY MEMORY DAN SHORT TERM MEMORY

SENSORY MEMORY DAN SHORT TERM MEMORY)


MEMORI SENSORIS (SENSORY MEMORY)
DAN MEMORI JANGKA PENDEK (SHORT TERM MEMORY)
A.  Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori sensoris, juga dikenal sebagai penyimpanan indera atau register sensoris, menyimpan informasi dalam relatif baku, bentuk yang belum diolah untuk waktu yang singkat setelah stimulus fisik tidak lagi tersedia. Dengan demikian, memori sensoris cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu detik.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian detik.
Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.
Etseem (dalam Ismoyo 2006) menjelaskan lebih lanjut mengenai memori sensoris. Memori sensoris adalah suatu sistem memori yang dirancang untuk menyimpan informasi yang diterima dari sel-sel reseptor dalam waktu yang amat pendek. Memori sensoris mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari panca indera yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit.
Beberapa macam memori sensoris, antara lain sensori-motorik visual (iconic memory), sensori-motorik audio (echoic memory).  
1). Sensori-motorik visual (iconic memory)
Iconic memory  merupakan memori untuk rangsangan visual, yang dapat didefinisikan sebagai memori sensoris yang sangat singkat dari beberapa rangsangan visual, yang terjadi dalam bentuk gambaran mental. Sebagai contoh, jika saya meminta Anda untuk melihat gambar dan kemudian menutup mata Anda dan mencoba untuk melihat gambar, apa yang dapat "melihat" dalam mata pikiran Anda adalah memori ikonik gambar dalam gambar.
Dari percobaan iconic memory, para ilmuwan mengetahui bahwa menyaksikan gambar disimpan secara singkat tanpa menggunakan banyak waktu pengolahan otak.
Ide iconic memory diperkenalkan oleh George Sperling di awal tahun 1960. Menggunakan sebuah tachistoscope, Sperling menunjukkan tes-nya mata pelajaran huruf disusun membentuk bentuk kotak. Tachistoscope, diciptakan pada tahun 1859 dan digunakan untuk meningkatkan memori atau kecepatan membaca, adalah aparat proyektor gambar yang berkedip pada layar hanya untuk sepersekian detik. Sperling mencatat berapa banyak surat subyek bisa diblokir selama membaca flash visual. Umumnya, peserta bisa membaca tiga atau empat huruf selama uji iconic memori. Sperling kemudian menambahkan suara ke gambar diproyeksikan 250 milidetik setelah huruf muncul. Suara adalah nada yang berbeda: tinggi, sedang dan rendah. Subjek diinstruksikan untuk membaca baris surat tinggi, sedang atau rendah tergantung pada nada mereka dengar. Biasanya, subyek mendengar nada kemudian membaca tiga atau empat huruf dari baris apapun. Percobaan ini membuktikan subjek melihat memori dari semua surat-surat untuk seperempat dari satu detik kemudian membaca bahwa gambar ikonik begitu mereka mendengar nada. Melalui beberapa percobaan yang dilakukan oleh George Sperling bahwa keberadaan iconic memori sebagai salah satu subtipe memori sensoris, ia menunjukkan bahwa manusia menyimpan gambar yang sempurna dari dunia visual untuk sesaat, sebelum dibuang dari memori.
Kemudian, pada tahun 1967, Ulric Neisser menciptakan iconic memori frase. Dia ingin menunjukkan pelestarian sebuah gambar duplikat menjadi jelas bagi retina. Pada 1990-an, temuan dari iconic memori digunakan untuk melakukan eksperimen lebih lanjut tentang bagaimana register citra visual otak manusia. Eksperimen yang sedang dilakukan untuk mempelajari seberapa cepat orang dapat mendeteksi perubahan dalam kelompok barang yang disajikan secara visual. Ia menulis bahwa iconic memori melibatkan ketekunan singkat tayangan visual yang untuk pengolahan bahkan setelah stimulus telah mengakhiri.
2) Sensori-motorik audio (echoic memory)
Echoic memory  merupakan memori untuk rangsangan suara atau memori yg menirukan bunyi yang merupakan salah satu register memori sensoris, sebuah komponen dari memori sensoris  yang khusus untuk mempertahankan informasi pendengaran. Memori untuk suara ini disebut sebagai kenangan yg menirukan bunyi, yang dapat didefinisikan sebagai memori sensoris yang sangat singkat dari beberapa rangsangan pendengaran. Biasanya, ingatan yg menirukan bunyi disimpan untuk waktu sedikit lebih lama dari iconic memory, di mana mata kita dapat memindai rangsangan berulang-ulang, stimuli pendengaran tidak dapat dipindai lagi dan lagi. Rangsangan pendengaran diterima oleh telinga pada suatu waktu sebelum dapat diproses dan dipahami. Misalnya, mendengar radio sangat berbeda dari membaca majalah. Seseorang hanya dapat mendengar radio sekali pada waktu tertentu, sementara majalah dapat dibaca berulang-ulang. Dapat dikatakan bahwa memori yg menirukan bunyi seperti konsep "holding tank", karena suara tersebut belum diproses (atau menahan) sampai suara berikut ini didengar, maka hanya hal itu dapat menjadi berarti. Toko sensoris tertentu mampu menyimpan sejumlah besar informasi pendengaran yang hanya bertahan dalam waktu yang singkat (3-4 detik).
B. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)
Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Memori jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari  memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensoris, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan  mengingat kembali.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).
1)      Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.
2)      Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.
3)      Pelaksana pusat adalah sistem fleksibel jawab untuk kontrol dan regulasi proses kognitif. Ini memiliki fungsi  yang bertanggung jawab untuk memilih strategi dan mengintegrasikan informasi.  Ini dapat dianggap sebagai sistem pengawasan yang mengontrol proses kognitif.
Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental.  Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental anda telah menciptakan objek baru yang mungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.
Salah satu cara untuk menyimpan informasi kedalam Short Term Memory adalah memikirkan atau mengucapkan secara terus-menerus. Proses mempertahankan informasi di Short Term Memory melalui pengulangan disebut rehersal. Rehearsal ini penting didalam belajar karena semakin lama informasi itu berada pada Short Term Memory, semakin besar pula peluangnya untuk dialihkan ke dalam Long Term Memory. Tanpa rehearsal, tidak mungkin informasi tersebut berada pada Short Term Memory lebih dari tiga puluh detik. Namun karena Short Term Memory memiliki kapasitas terbatas dalam penyimpanan informasi, maka informasi tersebut dapat hilang karena tergeser oleh informasi lain. Hal ini seperti pada saat seseorang baru saja membaca nomor telepon temannya, kemudian lupa akan nomor telepon tersebut setelah meneleponnya.
Dalam proses pembelajaran di kelas, pendidik harus memberi waktu kepada peserta didik agar memiliki kesempatan untuk melakukan rehearsal. Mengajar terlalu banyak informasi dan terlalu cepat tidak akan efektif karena peserta didik tidak punya kesempatan untuk melakukan rehearsal pada setiap informasi yang harus disimpan di dalam memorinya. Akibatnya, informasi yang datang belakangan akan mendorong keluar informasi ynag telah ada di dalam Short Term Memory. Demikian pula, pembelajaran akan efektif apabila pendidik berhenti sejenak untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Peristiwa berhenti sejenak ini juga berarti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan informasi yang baru diterimanya dan melakukan rehearsal terhadap informasi yang baru saja dipelajari. Tindakan seperti ini dapat membantu peserta didik memproses informasi ke dalam Short Term Memory, dan selanjutnya peserta didik dapat mengalihkan dan memasukkan informasi ke dalam Long Term Memory. Keterbatasan informasi yang dimiliki oleh Short Term Memory juga memiliki implikasi penting dalam pembelajaran. pendidik tidak boleh menyampaikan terlalu banyak gagasan dalam sekali pembelajaran kecuali kalau gagasan itu diorganisir dengan baik dan dihubungkan dengan informasi yang telah ada di dalam Long Term Memory peserta didik, sehingga dengan bantuan Short Term Memory dapat mengakomodasi seluruh gagasan tersebut Short Term Memory dapat menampung sekitar tujuh item.
Keterbatasan kapasitas Short Term Memory ditunjukkan dengan sebuah tugas yang sering digunakan untuk mengukur kapasitas Short Term Memory. Tugas tersebut disebut rentang angka (digit span) atau lebih umum dikenal sebagai rentang memori (memory span task) yaitu urutan terpanjang yang masih dapat diingat oleh orang pada umumnya
Miller menemukan bahwa memori jangka pendek dari orang yang berbeda bervariasi, tetapi menemukan kasus yang kuat untuk mampu mengukur ingatan jangka pendek berupa angka di bagian nomor telepon atau nama atau beberapa unit informasi lainnya. Penelitiannya membawanya untuk menemukan Magic Nomor Tujuh: sebagian besar peserta dalam percobaan rekannya mampu mengingat tujuh + - dua potongan informasi dalam memori jangka pendek mereka. Tulisan Miller juga penting untuk menyarankan bahwa mengode kembali informasi dalam membentuk chunk dapat mengatasi keterbatasan kapasitas Short Term Memory. Sebuah Chunk merupakan sekelompok item yang disimpan sebagai unit  dalam Long Term Memory. Bukti-bukti yang semakin banyak menunjukkan bahwa penentu utama perbedaan individu dalam mengingat adalah seberapa efektif orang dapat mengelompokkan material menjadi Chunk yang familier. Misalnya, deretan DI KT IHAM KA MDE PDA GRI, akan mudah diingat jika dikelompokkan menjadi DIKTI HAMKAM DEPDAGRI karena 19 huruf tersebut sudah dikelompokkan menjadi 3 chunk yaitu singkatan-singkatan yang familier.
Chunking adalah suatu proses yang dapat memperluas kemampuannya untuk mengingat hal-hal dalam jangka pendek. Chunking juga merupakan proses dimana seseorang mengatur materi menjadi kelompok-kelompok yang berarti. Meskipun rata-rata orang dapat menyimpan hanya sekitar empat unit yang berbeda dalam memori jangka pendek, chunking dapat sangat meningkatkan kapasitas ingatan seseorang. Misalnya, dalam mengingat nomor telepon, orang tersebut bisa sepotong angka menjadi tiga kelompok: pertama, kode area (seperti 123), kemudian sepotong tiga digit (456), dan, terakhir, sepotong empat digit         (7890). Metode mengingat nomor telepon jauh lebih efektif daripada mencoba untuk mengingat string dari 10 digit.
 
Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek yaitu:
1)        parallel search : informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus
2)        serial search : penelusuran informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi satu persatu.
Informasi dalam memori jangka pendek akan hilang dengan cepat kecuali dijaga dengan pemanggilan kembali informasi tersebut. Peterson dan Peterson (1959) dari Universitas Indiana membuktikan tingkat kecepatan lupa dari Short Term Memory. Satu pertanyaan muncul dikarenakan penemuan Peterson dan Peterson, yaitu apakah hilangnya informasi dari Short Term Memory disebabkan karena aus atau adanya interferensi?.
Waugh dan Norman (1965) menyatakan bahwa interferensi merupakan penyebab utama lupa, bukan faktor aus. Meskipun beberapa informasi menjadi aus, jumlah kejadian lupa yang disebabkan oleh aus pada dasarnya sedikit dibanding jumlah kejadian lupa yang disebabkan interferensi.
Untuk mempertahankan informasi dalam short term memory, maka seseorang akan menggunakan kode akustik dari pada kode semantik. Penekanan pada kode akustik terjadi karena sifat alami elemen yang digunakan dan kegunaan pengulangan verbal untuk mempertahankan informasi. Bila beberapa elemen (seperti angka, kata, atau gambar) disimpan di memori jangka pendek secara bersamaan, representasi mereka bersaing satu sama lain untuk ingat, atau menurunkan satu sama lain. Dengan demikian, konten baru secara bertahap mendorong keluar konten tua, kecuali isi yang lebih tua secara aktif dilindungi terhadap gangguan oleh latihan atau dengan mengarahkan perhatian padanya.
Meskipun kode akustik tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya kode yang mempengaruhi short term memory, kode ini terus menerus diteliti secara luas karena pengulangan verbal merupakan suatu cara yang efektif untuk mempertahankan informasi di short term memory.
Short Term Memory sering kali mengacu sebagai memori kerja karena kegunaannya di berbagai aktivitas mental. Memori kerja adalah sistem untuk menyimpan sementara dan mengelola informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas kognitif kompleks seperti belajar, penalaran, dan pemahaman. Memori kerja berbeda dari Short Term Memory dalam hal penyimpanan dan manipulasi informasi, dan dalam penekanan pada peran fungsionalnya dalam kognisi kompleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar