Teori Belajar : PENGUATAN B.F Skinner
A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus
dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk
memunculkan atau memicu suatu respon tertentu. Skinner tidak sependapat
dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus
terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut
Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak
lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan
lingkungannya.
Skinner
menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik
dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan
suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut
dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya
respons atau tingkah laku operan.
B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER
Inti
dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan
(kondisioning operan) yaitu sebentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk
landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122).
Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1. Belajar itu adalah tingkah laku.
2. Perubahan
tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi
lingkungan.
3. Hubungan
yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di
tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di
devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi
yang di control secara seksama.
4. Data
dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER
A. Bentuk Teori Skinner
B.F.
Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh
behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed
instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses
operant conditioning. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa
pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan
(drill) dan latihan (exercise).
Manajemen
kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement)
yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak
memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant
Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang
sesuai dengan keinginan.
Perilaku
operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas
berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul
karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami
penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang
dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi
perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut.
Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Skinner
membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner
memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner
box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol,
alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur
nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.
Karena
dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari
makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box,
tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal
diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang
ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Berdasarkan
berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan
bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement).
Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan
stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner
membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan
positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan
tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan
perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif
adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
6.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.
Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
B. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran
1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning
yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing
karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat
sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi
kompleks.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner
1. Kelebihan
Pada
teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya.
hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu
didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga
dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
2. Kekurangan
Tanpa
adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik
menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa
Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner
hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari
perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan
merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik
seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat
buruk pada siswa.
Selain
itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan
anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi
penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu
kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang
ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa,
matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.
TEORI BELAJAR SKINNER
Jenis Perilaku dan Belajar
Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku responden adalah perilaku tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari rangsangan lingkungan khusus. Agar perilaku responden terjadi, pertama perlu bahwa stimulus diterapkan pada organisme. Stimulus dari binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan anda berkedip, suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash cahaya terang akan mengakibatkan anda berkedip mata. Itu beberapa perilaku kita adalah perilaku responden.
Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan, yang tidak otomatis, dapat diprediksi, atau terkait dalam setiap cara yang dikenal dengan mudah diidentifikasi oleh rangsangan . Skinner percaya bahwa
perilaku tertentu hanya terjadi, dan bahkan jika disebabkan oleh
tertentu (tapi sulit untuk mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini
adalah tidak penting untuk mempelajari perilaku.
Kata "operan"
menjelaskan seluruh sikap perilaku yang beroperasi pada lingkungan
untuk menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika
kejadian atau tanggapan yang memuaskan, kemungkinan bahwa perilaku operant akan diulang biasanya meningkat.
Manajemen
kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
(behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement)
yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak
memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Operant
Concitioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang
sesuai dengan keinginan.
Perilaku
operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas
berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul
karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami
penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang
dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi
perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut.
Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Baik perilaku responden dan operan bisa diajarkan dan dipelajari. Mengajar dan belajar prilaku responden mensyaratkan penyajian stimulus yang akan menyebabkan perilaku yang diinginkan terjadi, sedangkan perilaku operan adalah belajar melalui penguatan yang tepat (baik penguatann positif atau penguatan negatif) yang diberikan segera atau terjadi secara spontan perilaku operan. Pemberian penguatan kepada seseorang dari perilaku yang diinginkan biasanya meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengulangi perilaku tersebut. Jika penguatan berupa hukuman, diharapkan bahwa individu akan belajar untuk menahan diri dari hal yang tidak diinginkan.
Pengkondisian operan, sebagaimana ditentukan oleh Skinner, dapat digunakan untuk mempromosikan leaming oper-semut. Pengkondisian Operan untuk belajar operan dikendalikan dengan mengikuti suatu perilaku dengan suatu rangsangan. Rangsangan , yang disajikan setelah adanta tanggapan biasanya disebut penguatan. Hal ini dapat berupa penguatan positif atau negatif, karena baik positif maupun negatif dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan diulang.
Penguatan
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan negative. Penguatan
positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan
tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan
perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif
adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Skinner mendefinisikan penguatan positif sebagai stimulus yang ketika disajikan mengikuti perilaku oleh pelajar, cenderung meningkatkan kemungkinan bahwa prilaku tertentu akan terulang, yaitu perilaku yang menguatkan. Siswa yang menjawab dengan benar di kelas, pujian guru meningkat kemungkinan bahwa siswa menanggapi pertanyaan guru, sehingga reaksi yang menyenangkan guru berfungsi sebagai penguat positif bagi siswa. Pernyataan yang tidak menyenangkan guru menyusul kegagalan siswa dalam menanggapi pertanyaan juga guru bertindak sebagai penguat positif, karena diperkuat perilaku siswa yang tetap diam ketika ditanya oleh guru. perilaku itu, adalah dianggap sebagai penguat positif oleh Skinner.
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).
Burrhus
Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota kecil Pennsylvania
Susquehanna. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya yang kuat dan
cerdas ibu rumah tangga. Asuhan-Nya telah tua dan bekerja keras.
Seperti
halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan
pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun
1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of
Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori
operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi
tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an
Analysis of Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul
Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi
Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Gaya
mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara
searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Menajemen
Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku
yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku
operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan
perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan
keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam
laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak
yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu
yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena
dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus
bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan
tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara
bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses
ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Percobaan B. F. Skinner
Untuk
menguraikan teori pengkondisian, B. F. Skinner memperkenalkan konsep
pengkondisian operan. Untuk memahami pengkondisian operan, perlu
dibedakan apa yang disebut Skinner sebagai perilaku respon dan perilaku
operan. Perilaku respon adalah respon langsung pasa stimulus, seperti
pada respon yang tidak dikondisikan dalam pengkondisiana klasik.
Sebaliknya, perilaku operan dikendalikan oleh akibatnya. Pada mulanya
hal itu terjadi dengan sendirinya: yaitu munculnya lebih bersifat
spontan daripada merupakan respon stimulus tertentu.
Adapun percobaan Skinner untuk mendemonstrasikan pengkodisian operan adalah sebagai berikut:
Seekor
tikus yang lapar diletakan dalam sebuah kotak yang disebut “kotak
Skinner”. Di dalam kotak Skinner tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali
sebuah jeruji yang menonjol di mana terdapat piring makanan di
bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas jeruji dapat dinyalakan menurut
kehendak perlaku eksperimen.
Tikus
yang dibiarkan sendiri dalam kotak, berjalan kesana kemari menjelajahi
keadaan sekitar. Kadang-kadang tikus melihat jeruji tersebut dan
menekannya. Lalu penekanan tikus pertama terhadap jeruji merupakan
peringkat dasar dasar penekanan jeruji. Setelah menentukan peringkat
dasar, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk makanan yang diletakkan di
luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-butir halus
makanan terluncut jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera
menekan jeruji lagi. Makanan menguatkan (reinforce) penekann jeruji dan
laju penekanan meningkat secara drastic. Bila tempat makanan tidak
dihubungkan dengan jeruji sehingga penekanan jeruji tidak lagi
mengeluarkn makanan, laju penekanan jeruji akan berkurang. Berarti
respon operan mengalami pemadaman (extinction) tanpa adanya penguatan.
Pelaku
eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan
jika jeruji ditekan dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila
lampu mati. Penguatan selektif ini mengkondisikan tikus untuk menekan
jeruji hanya pada saat lampu menyala. Dalam hal ini, lampu berfungsi
sebagai stimulus diskriminatif (discriminative stimulus) yang
mengendalikan respon.
Dengan
demikian, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon
dengan menertakan penguat (reinforce) setelah kejadiannya dan bisa
bersaku sebaliknya (extinction).
D. Pengaruh Teori Skinner dalam Kehidupan sehari-hari
D. Pengaruh Teori Skinner dalam Kehidupan sehari-hari
Teori
Skinner tentang pengkondisian ini sangat minati saat ini karena memang
memiliki fungsi ayng sangat membantu manusia. Melalui teori ini
oran-orang dapat melatih hewan peliharaan (kucing, anjing, burung dll.)
maupun hewan-hewan yang berguna dalam membantu manusia (merpati, anjing
polisi dll.).
Dalam
pengkondisian operan menurut Skinner ini, para pelaku eksperimen dapat
mendorong perilaku baru dengan mengambil manfaat dari perbedaan tindakan
subyek. Untuk melatih seekor anjing,agar bisa menekan bel dengan
moncongnya, seorang penyelidik dapat memberikan imbalan setiap kali
anjing tersebut mendekati kawasan bel, serta member isyarat bagi anjing
untuk menyentuh bel. Dan jika akhirnya bel tersentuh, kembali diberi
imbalan (penguatan).
Dengan
cara ini juga burung dara dapat dilatih dengan membentuk respon operan
untuk menemukan lokasi orang-orang yang hilang di laut; ikan lumba-lumba
dilatih untuk menarik peralatan di bawah air.
Teori
Skinner ini juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, dimana
rata-rata system pendidikan saat ini menerapkan system pengkondisian
Skinner. Saat sensitifnya masalah hak asasi manusia (HAM), maka
penerapan hukuman di dunia pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke
cara yang dperkenalkan Skinner yaitu bahwa hukuman tidak perlu, yang
diperlukan adalah member hadiah bagi yang berprestasi untuk merangsang
anak-anak yg tidak berprestasi untuk belajar lebih baik lagi.
Prinsip-prinsip utama pandangan Skinner:
- Descriptive behaviorism, pendekatan eksperimental yang sistematis pada perilaku yang spesifik untuk mendapatkan hubungan S-R. Pendekatannya induktif. Dalam hal ini pengaruh Watson jelas terlihat.
- Empty organism, menolak adanya proses internal pada individu.
- Menolak menggunakan metode statistical, mendasarkan pengetahuannya pada subyek tunggal atau subyek yang sedikit namun dengan manipulasi eksperimental yang terkontrol dan sistematis.
Sumbangan Skinner sebagai seorang psikolog
- Salah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh para psikolog lainnya
- Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologis yang cukup terbukti aplikatif terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen yang jelas
- Memberikan ide kreatif dan baru bagi metode dalam belajar dan terapi yang konvensional
Konsep-konsep utama yang dikembangkan oleh B. F Skinner adalah sebagai berikut:
Proses operant conditioning:
Proses operant conditioning:
- Perilaku namun dalam kadar peningkatan dan intensitas yang berbeda-beda.
- Discrimination : organisma dapat diajarkan untuk berespon hanya pada suatu stimulus dan tidak pada stimulus lainnya. Caranya adalah secara konsisten memberi reinforcement hanya pada respon bagi stimulus yang diinginkan dan tidak pada respon terhadap stimulus.
Memilah
perilaku menjadi respondent behavior dan operant behavior. Respondent
terjadi pada kondisioning klasik, dimana reinforcement mendahului
UCR/CR. Dalam kondisi sehari-hari yang lebih sering terjadi adalah
operant behavior dimana reinforcement terjadi setelah response.
- Positive dan negative reinforcers [kehadirannya PR menguatkan perilaku yang muncul, sedangkan justru ketidakhadiran NR yang akan menguatkan perilaku].
- Extinction: hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers
- Schedules of reinforcement, berbagai variasi dalam penjadwalan pemberian reinforcement dapat meningkatkan lainnya.
- Secondary reinforcement, adalah stimulus yang sudah melalui proses pemasangan/kondisioning dengan reinforcer asli sehingga akhirnya bisa mendapatkan efek reinforcement sendiri. Dalam kenyataan riil kehidupan manusia, hampir semua yang kita anggap sebagai reinforcement adalah secondary reinforcer.
- Aversive conditioning, proses kondisioning dengan melibatkan suasana tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan punishment. Reaksi organisme adalah escape atau avoidance.
TEORI BELAJAR
KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
PENDAHULUAN
Banyak
teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat
dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori
belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya
dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan
teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning)
dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa
ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan
Gestalt.
Teori
belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan
teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau
Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini
guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang
diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai
ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan
teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi
prilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan untuk
pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku mulai ditinggalkan
diabad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar
kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan
pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya
tidak ada satu pun teori belajar yang betul-betul cocok untuk
menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang pas dan efektif.
Dalam
makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme
yaitu teori belajar kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari
beberapa hal yaitu:
- Sejarah munculnya teori kondisioning operan B.F Skinner.
- Kajian umum teori B.F Skinner.
- Aplikasi teori skinner terhadap pembelajaran.
- Analisis perilaku terapan dalam pendidikan
- Kelebihan dan kekurangan teori skinner
PEMBAHASAN
- A. SEJARAH MUNCULNYA TEORI KONDISIONING OPERAN B.F SKINNER
Asas
pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu
keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu
itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang
kuat pada pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner
tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat
dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak
mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan
tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme
berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku
menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan
organisme itu merespon nanti.
Asas-asas
kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh
John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi
tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti
halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari
kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov
dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu
paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan
mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons
atau tingkah laku operan.
B. KAJIAN UMUM TEORI B.F SKINNER
Inti
dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan
(kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran
dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan
dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang
membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler,
hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
- Belajar itu adalah tingkah laku.
- Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
- Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
- Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Tabel Perbandingan Respons Elisit dan Tingkah-Laku Operan
Respons Elisit ( Refleks )
|
Respons Emisi atau Operan
|
Ada
korelasi yang dapat diamati antara stimulus dan respons; Respons yang
terpancing keluar terutama untuk menjaga kesejahteraan organisme.
|
Ada
respons bertindak mengenai lingkungan yang menimbulkan konsekuensi
yang berpengaruh pada organisasi, dan dengan demikian mengubah
tingkah-laku yang akan datang; Tidak ada korelasi nya dengan stimulus
sebelumnya.
|
Di kondisikan dengan substitusi stimulus; Kondisioning Tipe S
|
Di kondisikan melalui konsekuensi respons yang memperbesar peluang merespons; Kondisioning Tipe R.
|
- Tingkah-laku organisme secara individual merupakan sumber data yang cocok.
- Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan itu sama untuk semua jenis mahkluk hidup.
Berdasarkan
asumsi dasar tersebut menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang
terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
Penguatan dan Hukuman.
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
- Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll),
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
- Penguatan negatif, adalah
penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena
diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau
menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka
kecewa dll).
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif
adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau
diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman.
Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan
probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan
probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari
konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
Penguatan positif
| ||
Perilaku
Murid mengajukan pertanyaan yang bagus
|
Konsekuensi
Guru menguji murid
|
Prilaku kedepan
Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan
|
Penguatan negatif
| ||
Perilaku
Murid menyerahkan PR tepat waktu
|
Konsekuensi
Guru berhenti menegur murid
|
Prilaku kedepan
Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu
|
Hukuman
| ||
Perilaku
Murid menyela guru
|
Konsekuensi
Guru mengajar murid langsung
|
Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela guru
|
Ingat
bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk
itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya
berkurang.
|
Kupasan
yang dilakukan Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat
diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium
maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya
angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure
(SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek
khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”.
Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau
gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya
demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang
itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara
seksama.
Dikelas,
Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh
menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga.
Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah
laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi
yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya
hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya
tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner
tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat
positif dan negative, dan penguat umum.
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
- Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
- Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
-
Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.
Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
- Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
Disamping
itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya :
- Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
b. Law of operant extinction
yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses
conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan
perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
C. APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN.
Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
- Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran digunakan sistem modul.
- Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
- Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
- Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
- Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
- Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
- Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
- Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
- Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar